Proses Manufaktur Baja Modern
Baja adalah bahan bangunan terpopuler di dunia karena kombinasi unik antara daya tahan (durability), workabilitas, dan biayanya. Baja merupakan paduan besi yang mengandung antara 0,2 dan 2 persen karbon.
Menurut World Steel Association, pada 2016 produksi baja mentah di dunia mencapai 1, 628,5 juta ton. Dari jumlah tersebut, kira-kira tiga perempat diproduksi menggunakan BOS (Basic Oxygen Steelmaking) Plant dan sisannya oleh fasilitas EAF (Electric Arc Furnance). Beberapa negara penghasil baja terbesar adalah China, Jepang, AS, dan India. Cina menyumbang sekitar 50 persen dari produksi ini. Produsen baja terbesar di dunia termasuk Arcelor Mittal, Hebei Steel Group, Baosteel, POSCO dan Nippon Steel.
BOS (Basic Oxygen Steelmaking)
BOS (Basic Oxygen Steelmaking)
6 Tahap Proses Produksi Modern
Metode untuk pembuatan baja telah berkembang secara signifikan sejak produksi industri dimulai pada akhir abad ke-19. Metode modern, bagaimanapun, masih didasarkan pada Proses Bessemer, yang menggunakan oksigen untuk menurunkan kadar karbon pada besi.
Saat ini, produksi baja memanfaatkan kedua bahan daur ulang tersebut, begitu juga dengan bahan baku tradisional, seperti bijih besi, batu bara, dan batu gamping. Dua proses BOS dan EAF menjelaskan hampir untuk semua produksi baja.
Pembuatan baja modern dapat dibagi menjadi enam tahap:
Pembuatan besi: Pada langkah pertama, masukan bahan mentah bijih besi, batu bara yang dikonversi menjadi kokas, dan batu kapur yang meleleh ke blast furnance (tanur tinggi). Pada zaman modern biasanya menggunakan bahan tambahan (additional) pelet bijih besi dan sinter. Dihasilkan besi cair yang disebut sebagai 'logam panas' dan masih mengandung karbon sekitar 4-4,5% dan kotoran lain yang membuatnya rapuh.
Pembuatan Baja Primer: Ada dua metode pembuatan baja utama yaitu BOS (Basic Oxygen Furnace) dan metode EAF (Electric Arc Furnace) yang lebih modern. Metode BOS menambahkan baja skrap daur ulang ke besi cair dalam konverter. Pada suhu tinggi, oksigen ditiup melalui logam, yang mengurangi kadar karbon menjadi antara 0-1,5%. Metode EAF, memberi umpan pada baja daur ulang dengan menggunakan busur listrik berdaya tinggi (suhu sampai 1650 ° C) untuk melelehkan logam dan mengubahnya menjadi baja berkualitas tinggi.
Pembuatan Baja Sekunder: Pembuatan baja sekunder melibatkan penanganan baja cair yang dihasilkan dari rute BOS dan EAF untuk menyesuaikan komposisi baja. Hal ini dilakukan dengan menambahkan atau menghapus elemen tertentu dan / atau memanipulasi suhu dan lingkungan produksi. Tergantung pada jenis baja yang dibutuhkan, proses pembuatan baja sekunder yang digunakan sebagai berikut: adukan (stirring), tungku sendok (ladle furnance), injeksi sendok (ladle injection), degassing, dan CAS-OB (Composition Adjustment by Sealed Argon Bubbling with Oxygen Blowing).
Continuous Casting: Pada langkah ini, baja lelehan dimasukkan ke dalam cetakan dingin yang menyebabkan kerak baja tipis mengeras. Untaian shell ditarik menggunakan gulungan dipandu dan didinginkan dan dipadatkan sepenuhnya. Untai dipotong sesuai panjang yang diinginkan tergantung pada aplikasi; lembaran untuk produk datar (piringan dan strip), balok, billet untuk produk panjang (kawat) atau strip tipis.
Pembentukan Primer: Baja yang dihasilkan kemudian dibentuk menjadi berbagai bentuk, seringkali dengan proses rolling yang panas, sebuah proses yang menghilangkan cacat cor untuk mencapai bentuk dan kualitas permukaan yang dibutuhkan. Produk roll panas dibagi menjadi produk datar, produk panjang, tabung halus, dan produk khusus.
Manufaktur, Fabrikasi, dan Finishing: Akhirnya, teknik pembentukan sekunder memberi baja bentuk dan sifatnya yang terakhir. Teknik ini meliputi: shaping (misalnya penggulungan dingin), machining (misalnya pengeboran), joining (misalnya pengelasan), pelapisan (misalnya galvanizing), heat treatment (misalnya tempering) dan surface treatment (misalnya karburasi).
Produk produk pembuatan baja
Source: