[Praktikum Bahan Bangunan Laut Pekan ke-2] Kelompok 4 - Firdha Gina Qolbiah
Dalam praktikum pekan dua ini kami melakukan perencanaan campuran beton, kami melakukan perhitungan dan pemilihan dari bahan-bahan yang akan digunakan dalam membuat campuran beton. Komposisi beton yang aka di produksi biasanya bergantung pada beberapa hal seperti, 1. Sifat mekanis beton keras yang diinginkan 2. Sifat beton segar yang diinginkan 3. Tingkat pengendalian di lapangan Rancangan campuran beton dalam praktikum ini berdasarkan ACI 211
Pemilihan Nilai Slump Pada pembuatan beton pemilihan nilai slump adalah hal yang sangat penting hal ini dikarenakaan nilai slump akan menentukan karakteristik beton yang diinginkan. Pemilihan nilai slump pada pembuatan beton disesuaikan dengan kegunaan beton. Pemilihan nilai slump ini menggunakan sebuah tabel referensi seperti tercantum diabawah. Pada tabel tersebut kita dapat melihat beberapa contoh kegunaan pembuatan beton seperti dinding penahan dan pondasi, balok dan dinding beton, kolom struktural dan lain-lain. Pada tabel tersebut juga tercntum nilai maksimum dan minimum slump yang harus dipatuhi.
Pemilihan Ukuran Maksimum agregat Kasar Penentuan ukuran agregat maksimum bertujuan untuk menentukan ukuran agregat kasar agar beton tidak mengalami segregasi pada saat pembuatannya. Selain itu, hal ini juga berguna agar agregat bisa bergerak pada saat penuangan beton hasil campuran ke bekisting sehingga agregat tidak menumpuk di satu bagian. Pemilihan ukuran agregat kasar maksimum harus memenuhi beberapa syarat yaitu:
1/5 jarak terkecil antara 2 tepi bekisting
1/3 tebal plat
¾ jarak bersih selimut beton
2/3 jarak bersih antar tulangan
Setelah semua perhitugan didapatkan, ukuran agregat maksimum yang digunakan adalah angka paling maksimum yang dihasilkan dari 4 perhitugan diatas. Hal tersebut berlaku jika nilai maksimum keempat perhitungan diatas lebih dari 25 mm. jika keempat perhitungan diatas menghasilkan nilai agregat maksimum yang kurang dari 25 mm maka ukuran agregate maksimum yang digunaan adalah 25 mm.
Estimasi Kebutuhan Air Pencampur dan Udara Terkandung Air tidak boleh terlalu banyak di masukkan kedalam campuran beton karena dapat menyebabkan bleeding (pemisahan air dengan campuran beton pada saat dicetak). Untuk itu, jumlah air yang dibutuhkan juga perlu kita estimasi agar kondisi campuran beton maksimum dan nilai slump terpenuhi. Jumlah air yang dibutuhkan dapat kita estimasi dengan menggunakan tabel dibawah. Pada tabel tersebut diperlihatkan bahwa ada dua proses pembuatan beton yaitu dengan penambahan udara dan tanpa penambahan udara. Proses yang biasa dilakukan adalah proses tanpa penambahan udara sedangkan proses dengan penambahan udara hanya dilakukan di Negara dengan 4 musim. Selain itu, jumlah air yang dibutuhkan juga bergantung kepada nilai slump dan ukuran agregat maksimum yang digunakan.
Menentukan Nilai Perbaandingan Air dan Semen Dalam menentukan perbandingan air dan semen pada pembuatan beton kita harus mengetahui kuat beton rata-rata pada umur 28 hari dengan menggunakan rumus : fc = 0,83 fc' + 1,64 Sd fc=0,83 fc'+1,64 Sd fc = kuat beton rata rata pada umur 28 hari 0,83 = factor koreksi laboratorium untuk bentuk beton silinder Sd = standar deviasi. Dalam menentukan standar deviasi yang akan digunakan untuk menghitung kuat beton rata-rata pada umur 28 hari ada dua hal yang diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah kondisi pengerjaan beton dan tempat beton dikerjakan. Untuk lebih lengkapnya tabel penentuan standar deviasi disajikan dalam tabel 1 dibawah. Setelah ditemukan kuat beton rata-rata pada umur 28 hari, Fc tersebut digunakan untuk menentukan perbandingan air dan semen. Untuk menentukan perbandingan air dan semen dapat melihat tabel 2 dibawah.
Menentukan Berat Semen yang Dibutuhkan Dalam perhitungan sebelumnya telah didapatkan berat air yang dibutuhkan dan perbandingan air dan semen. Tahap selanjutnya adalah menghitung berat semen yang dibutuhkan. Untuk menghitug jumlah semen yang dibutuhkan digunakan rumus: Jumlah semen = jumlah air / (w/c ratio)
Menentukan Volume Agregat Kasar yang Dibutuhkan Untuk menentukan agregate kasar dapat digunakan tabel 1 dibawah.Tabel tersebut memperlihatkan bahwa untuk menentukan volume agregate maksimum dipengaruhi oleh dua parameter. Kedua parameter tersebut adalah modulus kehalusan dari agregate halus dan ukuran agregate kasar maksimum yang digunakan. Hasil yang didapat pada perhitungan diatas adalah hasil untuk nilai slump 75-100 mm. jika perencanaan nilai slump diluar nilai tersebut maka harus dikalikan faktor koreksi yang dapat ditentukan dengan menggunakan tabel 2 dibawah. Untuk menhitung massa agregat kasar digunakan rumus: Massa Agregat kasar = Volume agregat kasar x faktor koreksi X massa jenis
Koreksi Kandugan Air pada Agregat Semua perhitugan diatas menggunakan asumsi bahwa agregat kasar maupun halus yang digunakan dalam keadaan SSD (saturated surface dry). Namun, tidak semua agregate dalam keadaan tersebut sehingga harus dilakukan koreksi terhadap jumlah kandungan air yang ada didalam agregat. Koreksi dilakukan dengan menggunakan rumus : Massa koreksi agregat halus = massa agregat halus * (1+ faktor koreksi) Massa koreksi agregat kasar = massa agregat kasar * (1+ faktor koreksi) Massa koreksi air = massa beton segar - massa semen - massa air - massa agregat
Setelah melakukan perhitungan, didapat data-data berikut: